
Penulis: Radistya | Editor: Agnes
Keluarga menjadi tempat pertama kali anak belajar mengenai peran dan tanggung jawab. Namun, tidak semua hubungan keluarga berjalan dengan seharusnya. Bahkan beberapa keluarga mengalami permasalahan yang menyebabkan perceraian atau dikenal dengan istilah broken home.
Ladies pasti sudah sering mendengar istilah broken home, bukan? Broken home merupakan istilah yang cukup terkenal di lingkungan sosial. Namun, apakah Ladies tahu bahwa broken home memberikan dampak bagi anak-anak maupun orang dewasa? Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai broken home.
Pengertian Broken Home
Berdasarkan International Journal of Applied Research, broken home adalah kondisi keluarga yang tidak lagi utuh akibat hal-hal tertentu. Broken dalam bahasa Inggris memiliki arti “rusak,” sedangkan home adalah “rumah.” Secara harfiah, broken home memiliki arti “rumah yang sudah rusak.”
Kerusakan dari rumah ini menggambarkan kondisi ketidakutuhan keluarga di dalamnya. Penyebab terjadinya hal ini adalah perceraian orang tua. Walaupun begitu, perceraian bukan menjadi salah satu penyebab terjadinya broken home. Hubungan orang tua yang disfungsional dan tidak bercerai juga dapat menyebabkan broken home terjadi.
Dampak Broken Home bagi Anak-anak dan Orang Dewasa
Dikutip dari situs resmi Brown University, idealnya keluarga memiliki peran sebagai tempat seorang anak untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat secara mental dan fisik. Lalu, apa yang terjadi jika anak tersebut mengjadi korban broken home?
Tentu mereka akan merasakan dampak buruk. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa yang besar di dalam keluarga broken home juga mendapatkan dampak negatifnya, loh.
1. Merasakan kesedihan yang berkelanjutan
Permasalahan yang terjadi antara orang tua dapat memengaruhi perasaan anak, baik yang usianya masih di bawah umur maupun yang sudah dewasa.
Dalam kasus broken home, dampak yang dapat dirasakan adalah terjadinya kesedihan yang berkelanjutan. Ketika seorang anak sadar terhadap perubahan dan kehancuran keluarganya, anak akan merasa sedih karena tidak bisa bersama-sama lagi atau tidak dapat mendapatkan kasih sayang sepenuhnya.
2. Memicu masalah emosional
Broken home yang tejadi pada satu keluarga juga memengaruhi mental seseorang. Dikutip dari penelitian World Psychiatry, perpisahan dari kedua orang tua dapat mengganggu kesehatan mental anak dan remaja. Bahkan banyak psikolog yang mengungkapkan bahwa masa awal perceraian dapat memicu depresi dan rasa cemas berlebihan pada seorang anak.
3. Menimbulkan masalah dalam bidang pendidikan
Dampak yang juga sering terjadi akibat broken home adalah masalah pendidikan. Walaupun tidak selalu dirasakan oleh semua orang, tetapi peristiwa broken home dapat mengganggu konsentrasi belajar anak maupun remaja. Perubahan yang terjadi dalam rumah secara tiba-tiba membuat anak sulit beradaptasi terhadap keadaan orang tuanya.
Tidak hanya anak-anak, broken home pada orang dewasa, yang kedua orang tuanya baru bercerai atau memiliki hubungan yang tidak baik, juga memberikan dampak yang signifikan. Hal tersebut dapat memengaruhi konsentrasi seorang individu khususnya saat bekerja.
4. Menimbulkan rasa cemas yang berlebihan
Rasa cemas yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rasa cemas berlebih menjadi dampak awal yang ditimbulkan dari broken home.
Perceraian orang tua mungkin membuat anak tidak percaya diri, apalagi jika anak mendapat stigma negatif. Mereka akan merasa frustasi hingga menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab perpisahan atau keretakan hubungan orang tua.
5. Pergeseran peran anak sebelum waktunya
Dampak broken home selanjutnya adalah peran anak yang mengalami pergeseran sebelum waktunya atau “dewasa sebelum saatnya.” Hilangnya salah satu sosok orang tua membuat anak harus mengisi peran tersebut.
Tidak hanya anak, seseorang yang sudah dewasa dengan orang tua broken home juga dituntut untuk memahami kondisi keluarga di tengah berbagai permasalahan yang ada. Sebagai contoh, seorang anak sulung, baik yang masih di bawah umur maupun dewasa, merasa berkewajiban untuk mengurus adik-adiknya di tengah permasalahan keluarga.
Padahal, anak maupun orang dewasa membutuhkan waktu untuk berkembang dan menikmati masanya. Selain itu, setiap individu memliki reaksi yang berbeda dalam mengelola kesedihan dan amarah dari masalah orang tua mereka. Hal ini bahkan membuat seorang individu jadi pendiam, tidak mau bersosialisasi, dan cenderung menutup diri.
Itulah penjelasan lengkap tentang broken home dan dampaknya bagi anak-anak serta orang dewasa. Jangan sampai kita menyepelekan dampak yang terjadi dari kasus broken home, ya!
Baca Juga:
7 Aplikasi Menstruasi untuk Catat hingga Lacak Siklus Bulanan, Wajib Unduh di HP!
7 Jenis Sayuran Tinggi Nutrisi untuk Ibu Hamil, Bikin Tubuh Sehat
4 Kepribadian Manusia: Melankolis, Korelis, Sanguinis, dan Plegmatis