Inilah 6 Jenis Pakaian Adat Yogyakarta yang Masih Dipakai Warga Lokal

0
425

Penulis : Rina | Editor: Agnes

Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masih menjunjung tinggi tradisi. Suasana budaya yang kental terlihat dari arsitektur bangunan, sopan santun, hingga pakaian adat yang hingga saat ini masih dipakai warga lokal. 

Nyatanya, Yogyakarta memiliki banyak jenis pakaian adat yang masing-masing menyimpan makna filosofi loh, Ladies. Memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda, beberapa pakaian bahkan tidak bisa dipakai oleh sembarang orang karena menunjukkan status sosial.

1. Kebaya

pakaian adat yogyakarta

Kebaya merupakan simbol dari pakaian perempuan Jawa, termasuk Yogyakarta. Kebaya khas Yogyakarta berbeda dari daerah lain lantaran terbuat dari kain berkualitas tinggi seperti beludru, sutra, dan katun. Didominasi oleh warna hitam, perempuan Yogyakarta biasa memadukan kebaya dengan kain jarik sebagai bawahannya.

Saat memakai kebaya, rambut kemudian disanggul. Aksesoris kalung tiga tingkat menjadi pelengkap yang melambangkan tiga tingkat kehidupan manusia yaitu lahir, menikah, dan kematian. Kebaya ini dipercaya melambangkan perilaku perempuan Jawa yang lemah lembut.

2. Surjan

pakaian adat yogyakarta

Pria Yogyakarta biasa menggunakan surjan saat acara formal. Meskipun memiliki beragam jenis motif, kain dengan motif garis berwarna coklat dan hitam adalah yang paling sering digunakan pria Yogyakarta. Biasa dipadukan dengan penutup kepala yang disebut iket, outfit ini biasa dipakai pria agar terlihat gagah dan berwibawa.

Enam kancing pada bagian leher di surjan melambangkan rukun iman, sedangkan dua kancing lainnya di dada menggambarkan dua kalimat syahadat. Tiga kancing tersembunyi terletak di dalam baju sebagai isyarat dari tiga jenis nafsu diantaranya amarah, aluamah, dan supiyah. Peletakan kancing yang tersembunyi sebagai simbol agar manusia bisa mengendalikan nafsu tersebut.

3. Semekanan dan Semekanan Tritik

pakaian adat yogyakarta

Putri raja yang belum menikah menggunakan pakaian bernama semekanan yang terdiri dari kebaya katun, kain panjang dan lebar untuk menutupi dada, serta kain batik sebagai bawahannya. Seorang putri raja biasanya juga menggunakan aksesoris tambahan seperti sanggul rambut tanpa hiasan, cincin, selendang, gelang, dan anting.

Sementara itu, semekanan tritik hanya digunakan oleh putri raja yang sudah menikah dan dilengkapi dengan sapu tangan berwarna merah. Pakaian ini biasa dipakai di area keraton serta dalam peringatan tedak siten atau yang biasa dikenal upacara tujuh bulanan bayi yang baru lahir.

4. Busana Ageng

pakaian adat yogyakarta

Para pejabat keraton memakai seragam yang disebut busana ageng. Pakaian ini terdiri dari jas laken berwarna hitam dengan kerah dipadukan celana hitam yang dililitkan batik. Busana ageng juga dilengkapi dengan topi berwarna senada dengan jas, serta ornamen kancing emas pada jas.

Busana ageng melambangkan sifat keberanian dan keanggunan dari seorang pria. Pejabat yang mendapat pakaian ini diwajibkan merawat pakaian sesuai ketentuan yang berlaku di keraton Yogyakarta.

5. Kain Jarik

pakaian adat yogyakarta

Dikenal sebagai kain khas Jawa, kain jarik setiap daerah mempunyai ciri khasnya sendiri. Berwarna hitam putih membuat kain jarik khas Yogyakarta berbeda dengan wilayah lainnya. Kain ini popular di kalangan masyarakat Yogyakarta baik perempuan dan pria. 

Masyarakat Yogyakarta biasa memakai kain jarik dengan teknik wiru, yaitu melipat kain jarik dan wajib memperlihatkan ujung berwarna putih. Dalam budaya Yogyakarta, jumlah liputan sebaiknya ganjil.

6. Sikep Alit

pakaian adat yogyakarta

Pegawai keraton Yogyakarta, yang biasa disebut abdi dalem, mempunyai seragam khusus. Pakaian khusus ini disebut sikep alit yang digunakan para abdi dalem di keraton. Sikep alit meliputi atasan laken berwarna biru tua yang dilengkapi tujuh kancing dari kuningan atau tembaga. 

Pada bagian kepala, abdi dalem biasa memakai penutup kepala. Kain batik dan sandal selop berwarna hitam menjadi pelengkap dari sikep alit. Keris menjadi sentuhan akhir yang disematkan pada bagian kanan belakang abdi dalem.

Itu dia beberapa pakaian adat khas Yogyakarta yang memiliki fungsi serta makna yang berbeda. Nah, mana yang membuat Ladies penasaran?

Baca Juga:

Tak Sekedar Budaya, Paes Pengantin Solo Sarat Akan Makna

Mata Merah dan Gatal? Ini 7 Rekomendasi Obat Tetes Mata Terbaik yang Bisa Kamu Coba

5 Rekomendasi Pembalut Terbaik, Buat Aktivitasmu Nyaman Seharian