Ketahui Keunikan dan Makna Filosofi Rumah Adat Bengkulu

0
293

Penulis: Raizza | Editor: Agnes

Banyaknya ragam budaya dan etnis menjadikan Indonesia negeri yang multikultural. Perbedaan setiap daerah pun menjadi ciri khas tersendiri yang membuat masyarakat Indonesia menjadi unik.

Salah satu contohnya adalah ciri khas rumah adat di setiap daerah. Kali ini Ladies Corner akan membahas spesifik tentang makna filosofi rumah adat Bengkulu. Kira-kira, apa ya? Simak sampai habis ya, Ladies.

Asal-Usul Rumah Adat Bengkulu

Makna Filosofi Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu sering kali dikenal dengan nama lain Bubungan Lima. Penamaan ini diambil dari kata bubung yang dalam bahasa Melayu berarti atap. Lalu, kata lima merujuk pada bentuk atap yang digunakan. 

Ada juga sebutan lainnya yaitu Bubungan Limas, Bubungan Jembatan, dan Bubungan Haji. Rumah ini identik dengan suku Melayu Bengkulu dan ornamennya juga dipengaruhi suku asli mereka yaitu suku Lambak.

Struktur Bagian Rumah Adat Bengkulu

Makna Filosofi Rumah Adat Bengkulu

1. Struktur bagian atas

Mulanya, bagian atas rumah adat Bengkulu terbuat dari ijuk atau bambu. Namun, seiring perkembangannya banyak masyarakat yang memilih menggunakan seng.

Rumah Bubungan biasanya dilengkapi dengan pacu atau plafon yang terbuat dari papan atau pelupuh bambu. Plafon ini biasanya berfungsi sebagai loteng rumah, tempat yang digunakan masyarakat untuk menyimpan benda berharga seperti pusaka.

Terdapat juga peran yaitu balok-balok kayu yang menghubungkan atap dengan rumah, dan kasau yang menempel dengan kap.

2. Struktur bagian tengah

Bagian tengah rumah, terdiri dari dinding yang umumnya terbuat dari papan atau pelupuh. Dilengkapi juga dengan jendela yang berbentuk ram atau tipe yang standar. Untuk lubang angin atau tulusi, biasanya terletak di bagian atas pintu atau jendela.

Masih di bagian tengah, terdapat dua tiang penjuru, yaitu tiang penjuru halaman dan tiang tengah. Di sepanjang dinding tiang, terdapat bendok atau balok kayu yang melintang.

3. Struktur bagian bawah

Bubungan memiliki kolong di bagian bawah rumah yang ditopang oleh tiang penyangga dan geladak yang disusun dari 8 papan dengan lebar 50 cm.

Dilengkapi juga dengan blandar yang menjadi penopang talian dengan pemasangan di bawah lantai arah melintang dan penutup balok atau kijing. Papan lantainya menggunakan Bidani yang terbuat dari bambu tebal dan dipasang melintang. Penggunaannya difungsikan untuk menahan serangan hewan liar dari bawah rumah. Bagian bawah juga dilengkapi lapik tiang, yaitu batu datar pondasi tiang untuk tahan gempa.

Struktur Ruangan Rumah Adat Bengkulu

Makna Filosofi Rumah Adat Bengkulu

1. Beranda

Sama halnya dengan struktur bangunan rumah pada umumnya, beranda di Bubungan berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Di sini biasanya tersedia meja, kursi atau bangku panjang.

2. Hal atau dihal

Ruangan ini merupakan ruang tamu khusus laki-laki tua yang disegani dengan ukuran yang melebar. Sama halnya dengan beranda, di sini terdapat meja dan kursi. Bedanya, di bagian pinggir terdapat sebuah ranjang tempat tidur jejaka dan hiasan-hiasan rumah.

3. Ruang tengah

Jika tamu laki-laki di hal, maka ruang tengah dikhususkan untuk ruang tamu wanita. Letaknya ada di bilik besar, sehingga biasanya tidak ada kursi, hanya menggunakan tikar.

4. Bilik atau kamar tidur

Ruangan ini memiliki kapasitas cukup besar. Terdapat tempat tidur ayah dan ibu, ada lemari, dan ada juga tempat menyimpan pakaian dan benda warisan. 

5. Beranda belakang

Ruangan ini biasanya digunakan untuk ruangan makan dan bersantai atau bercanda gurau dengan keluarga.

6. Garang

Garang adalah tempat mencuci peralatan dapur. Biasanya terbuat dari rakitan kayu atau bambu. Di atasnya, ada tempat-tempat yang berisi air pencuci, misal tempayan, gerikgerik, dan sebagainya.

7. Dapur

Dapur biasanya terletak di samping garang. Berfungsi sebagai tempat untuk memasak.

Filosofi Rumah Adat Bengkulu

Makna Filosofi Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu atau Bubungan Lima menyesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat. Setiap struktur bangunannya memiliki filosofinya sendiri.

Struktur bagian atas melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. Lalu, bagian tengah merepresentasikan hubungan ke sesama manusia karena adanya interaksi sosial di sana. Bagian bawah melambangkan hubungan manusia dengan makhluk dan alam di sekitarnya.

Susunan ruangan dalam rumah adat Bengkulu secara umum terbagi atas ruang publik (teras dan ruang tamu), privat (ruang keluarga, ruang makan dan kamar tidur), dan ruang service (dapur).

Salah satu ciri khas yang melekat pada rumah Bubungan adalah anak tangganya yang memiliki jumlah ganjil antara 7-13 anak tangga, sesuai dengan tinggi rumah. 

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai filosofi rumah adat Bengkulu. Semoga bisa menambah pengetahuan kita, ya, Ladies!

Baca Juga:

6 Cara Ampuh untuk Tambah Subscribers di YouTube

Sedang Jatuh Cinta? Berikut 10 Daftar Lagu Barat Romantis

Kata-Kata Cinta Jarak Jauh yang Menggambarkan LDR