Dalam proses jual dan beli barang, ada aturan-aturan yang mengatur dalam perniagaan. Misalnya seperti adanya barang yang dijual, adanya akad antara penjual dan pembeli, serta ada harga yang disepakati juga.
Pembeli dapat melihat-lihat barang yang akan dibelinya untuk memilih yang terbaik, baik dari segi kualitas, harga, maupun kebermanfaatan barang incarannya kemudian memutuskan akan membeli barang yang ditawarkan oleh penjual atau tidak. Hal itulah yang dimaksud dengan Khiyar dalam ajaran agama Islam.
Pengertian Khiyar dalam Islam
Khiyar memiliki arti secara etimologis dan terminologi. Secara etimologis, khiyar berasal dari kata al-khiyar yang memiliki arti ‘pilihan’. Sementara itu, secara terminologi, arti khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara, melanjutkan atau membatalkan transaksi perniagaan (jual dan beli) antara kedua pihak.
Hukum Khiyar dalam Islam
Khiyar dalam Islam diperbolehkan atas dasar memikirkan baik buruk, bermanfaat, atau tidaknya bagi transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli. Khiyar menjadi proses yang bermanfaat jika akhirnya kedua pihak merasa rida dalam melakukan proses transaksi perniagaan yang dilakukan.
Sementara itu, hukum khiyar menjadi haram jika niat antara salah satu pihak itu untuk menipu salah satu pihak lainnya. Jadi, jangan menyalahgunakan khiyar sembarangan.
Dalam hadis riwayat Ibnu Majah dikatakan bahwa kita punya hak untuk berkhiyar selama tiga malam. Kalau kita suka dengan barang yang kita beli, maka kita bisa menyimpannya. Namun, kita harus mengembalikan ke penjualnya jika dirasa ada hal-hal yang tidak kita sukai.
Jenis-jenis Khiyar dalam Islam
Ada empat jenis-jenis khiyar dalam islam yang bisa kita ketahui lebih jauh, yakni:
1. Khiyar Majlis (Khiyar Langsung)
Khiyar majlis ialah khiyar langsung yang dilakukan antara penjual dan pembeli selama masih di tempat yang sama dengan terjadinya transaksi jual beli. Hak khiyar majlis ini dapat batal jika kedua pihak telah berpisah sehingga transaksi yang sudah terjadi tidak dapat dibatalkan.
Contoh khiyar majlis, misalnya seorang ibu yang membeli cabai dan tomat di pasar. Baik si ibu dan abang penjual sayur saling melakukan khiyar. Sebagai pembeli si ibu sudah melihat kualitas cabai dan tomat yang dibelinya kemudian mempertimbangkan harga yang ditawarkan penjual.
Jika dirasa harganya mahal kemudian si ibu dapat menawarnya dengan harga yang sedikit lebih murah dibanding harga yang ditawarkan. Kemudian penjual juga melakukan khiyar dengan akhirnya mengizinkan harga yang ditawar si ibu atau menolak harga yang ditawar oleh si ibu.
2. Khiyar Syarat (Khiyar yang Disepakati dalam Masa Waktu Tertentu
Khiyar syarat merupakan hilal yang telah disepakati antara penjual dan pembeli dalam masa tenggang tertentu. Misalnya, seorang ayah yang membelikan anaknya seragam sekolah baru karena anaknya tidak ikut.
Si ayah hanya mengira-ngira ukuran baju yang dipakai anaknya kemudian si penjual menawarkan kalau seragam yang dibeli si ayah dapat ditukar. Namun dengan syarat tidak lebih dari tiga hari sejak dibeli dan harus menyertakan bon pembeliannya.
3. Khiyar Aibi (Khiyar Saat Objek Transaksi Cacat atau Rusak)
Khiyar aibi merupakan hak yang dimiliki oleh pembeli saat barang yang diterima atau dibelinya ternyata ada cacat atau kerusakan yang mempengaruhi nilai manfaat barang tersebut atau cacat itu terjadi sebelum barang itu dibeli oleh pembeli.
4. Khiyar Ru’yah (Khiyar saat Objek Transaksi Tidak Terlihat Saat Akad)
Khiyar Ru’yah merupakan hak yang dimiliki pembeli saat objek transaksi atau barang yang dibeli belum terlihat saat terjadinya akad. Jadi pembeli bisa memutuskan apakah akan melanjutkan atau membatalkan transaksi perniagaan itu saat sudah melihat objek transaksinya.
Itulah pengertian khiyar dalam islam yang harus kita ketahui agar tidak muncul penyesalan saat proses perniagaan. Selain itu, dengan mengetahui khiyar semoga menghindarkan kita dari penipuan saat transaksi jual beli.
 antara kedua pihak.){kind=link}
