Hikmah dari Kisah Nabi Sulaiman, Ketaatan yang Patut Dicontoh

0
149

Penulis Raizza | Editor: Agnes 

Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud (Raja Israel) yang bijaksana dan menjadi salah satu Nabi Allah (SWT) yang mulia. Nabi Sulaiman banyak belajar dari pengetahuan dan penilaian ayahnya yang luas. 

Oleh sebab itu, Nabi Daud menunjuk putranya, Nabi Sulaiman untuk mengambil alih setelah kematiannya. Maka, dengan berjalannya waktu Sulaiman mewarisi kerajaan Israel dan dipilih oleh Allah SWT untuk melanjutkan kenabiannya. 

Mukjizat dan Kisah Nabi Sulaiman

Tidak hanya memberikan kerajaan kepada Nabi Sulaiman, Allah juga menganugerahkan kepadanya banyak mukjizat. Seperti kemampuan mengendalikan angin, memerintah jin, dan dilimpahkan kekayaan tambang tembaga untuk membuat persenjataan. Nabi Sulaiman bahkan diberkati dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan. Al-Qur’an menyebutkan hal ini:

Artinya: “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang mu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Q.S An-Naml: 18)

Artinya: “Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”  (Q.S An-Naml: 19)

Selain itu, dalam misinya sebagai Nabi Allah, Sulaiman membangun tempat ibadah Kubah Batu (Shakhrah) di Yerusalem, tepatnya di tengah kompleks Masjid Al Aqsha. Dari sana Sulaiman dan para pengikutnya melakukan ziarah ke Makkah.

Setelah menyelesaikan haji, Nabi Sulaiman beserta rombongannya melakukan perjalanan ke Yaman dan melihat mekanisme penyaluran air yang luar biasa dari Yaman. Nabi Sulaiman ingin meniru sistem ini di tanahnya sendiri, tetapi tahu bahwa mereka tidak memiliki mata air yang cukup. 

Dengan bertekad untuk menemukan cara, Nabi Sulaiman mulai mencari burung Hud, yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi air di bawah tanah, tapi tidak menemukannya. Sulaiman yang semakin tidak sabar berseru:

“Mengapa aku tidak melihat burung Hud– atau dia termasuk yang tidak ada? Aku pasti akan menghukumnya dengan siksaan yang berat, atau membantainya, kecuali dia memberiku alasan yang jelas!”

“Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk, mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan. Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang agung.” (Q.S An-Naml, Ayat 22-26)

Burung-burung itu pun menyampaikan surat yang dituliskan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Namun, Ratu Balqis malah mengerahkan pasukan untuk berperang. Sampai akhirnya pasukannya bertemu dengan pasukan Nabi Sulaiman yang tidak tertandingi, yaitu semua pasukan lengkap dengan binatang, seperti singa, harimau, burung, manusia, dan jin.

Pelajaran dari Kisah Nabi Sulaiman

1. Tetaplah rendah hati

Meski dikaruniai dengan banyak kekayaan dan banyak kekuatan tidak tertandingi, Nabi Sulaiman masih rendah hati. Bahkan, sejak kecil Nabi Sulaiman sudah terkenal cerdas dan ketika ia memimpin beliau juga sangat santun, Ladies.

2. Jauhi sikap sombong

Dari apa yang terjadi pada Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis hendaknya kita mengambil pelajaran untuk tidak bersikap sombong. Meskipun kita memiliki kekuasaan atas sesuatu, tapi sejatinya semua itu tetap milik Allah ta’ala.

3. Seorang pemimpin harus bisa menunjukkan kepemimpinannya

Sikap Nabi Sulaiman saat memeriksa rakyatnya dari kalangan burung mengajarkan kita bahwa sudah sepatutnya setiap pemimpin meninjau dan memeriksa langsung keadaan rakyat-rakyatnya serta menjaga mereka dari segala bentuk keburukan.

4. Ada balasan luar biasa dari tindakan menauhidkan Allah SWT

Ketika makhluk Allah mentauhidkan Allah dengan sebenar-benarnya, maka akan diagungkan kedudukannya sekali pun ia memiliki kedudukan yang sangat rendah di mata manusia. Hal ini tergambarkan dari burung hud-hud yang kecil, yang dimuliakan Allah dengan mengabadikan kisahnya di dalam al-Qur’an.

Itulah tadi kisah yang terjadi pada Nabi Sulaiman ketika menjalani tugasnya sebagai Nabi, dan pelajaran yang dapat diambil dari kisahnya. Semoga kita semua senantiasa bisa mengambil hal-hal baik yang sudah diajarkan oleh Nabi kita semua ya, Ladies!

Baca Juga:

6 Manfaat Membaca Surat Maryam dalam Ajaran Islam

Doa Malam Pertama untuk Pengantin Baru Supaya Berkah

Wajib Diamalkan! Ini Bacaan Doa Ziarah Kubur Arab Beserta Latinnya