Intip Fakta dan Filosofi Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

0
238

Penulis: Aufia | Editor: Agnes

Ladies, Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Salah satunya adalah rumah adat. Tiap rumah adat di Indonesia memiliki ciri khas dan filosofi masing-masing loh. Tak terkecuali rumah adat Lampung.

Rumah adat yang bernama Nuwo Sesat tersebut memiliki fakta dan filosofi tersendiri. Ingin tahu apa saja? Simak artikel di bawah ini yuk!

Filosofi Rumah Adat Nuwo Sesat

Filosofi Rumah Adat Lampung

Secara etimologi, Nuwo Sesat  berasal dari kata nuwo yang berarti ‘rumah’ dan sesat yang berarti ‘adat’. Rumah adat ini dibangun mengikuti alur sungai dengan posisi rumah membelakangi aliran sungai. Hal ini merupakan simbol dari prinsip struktur sosial masyarakat Lampung.

Dahulu, fungsi dari Nuwo Sesat adalah sebagai balai pertemuan, di mana para pemangku adat dan masyarakat berdiskusi. Di sinilah mereka menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah dan kekeluargaan. Namun, saat ini beberapa Nuwo Sesat beralih fungsi sebagai hunian masyarakat.

Berbentuk Rumah Panggung

Filosofi Rumah Adat Lampung

Hampir sama dengan beberapa rumah adat di Sumatera, Nuwo Sesat juga berbentuk rumah panggung. Konsep ini dibuat karena menyesuaikan kondisi geografis di wilayah tersebut yang masih sering terkena dampak banjir, gempa bumi hingga didatangi hewan buas. Konon memang daerah Lampung masih banyak hewan buas yang berkeliaran, misalnya harimau.

Material Bahan Bangunan

Filosofi Rumah Adat Lampung

Dahulu rumah adat Lampung dibangun dengan bahan alami tanpa pabrikasi, Ladies. Seperti dinding dari kayu, batu untuk pondasi, dan ilalang untuk atap rumah. Namun seiring perkembangan teknologi, masyarakat mengganti dengan bahan yang lebih baik, seperti atap yang kini menggunakan seng atau genteng agar lebih awet.

Meskipun begitu, masyarakat Lampung masih memiliki pakem atau pedoman utama dalam membangun Nuwo Sesat, yaitu pondasi berbentuk persegi yang bernama umpak batu dengan 35 tiang penyangga dan 20 tiang induk. Perpaduan umpak batu dan material kayu ini diyakini membuat bangunan menjadi lebih kokoh loh. Saking kokohnya, konon Nuwo Sesat yang berada di Kampung Negri Olok tetap berdiri tegak meskipun pernah dilanda gempa akibat letusan Gunung Krakatau.

Jenis-Jenis Nuwo Sesat

Filosofi Rumah Adat Lampung

Selain bernama unik, ternyata Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis loh, Ladies! Berikut 3 diantaranya.

1. Sesat Balai Agung

Rumah ikonik ini berfungsi sebagai tempat purwatin atau penyimbang adat melaksanakan musyawarah. Uniknya, sebelum masuk kamu harus melewati tangga atau jambat agung, Ladies. Di sepanjang tangga tersebut terdapat payung berwarna merah, kuning, dan putih yang merupakan lambang kesatuan masyarakat Lampung.

Payung berwarna merah memiliki arti tingkat suku, payung kuning melambangkan tingkat kampung, dan payung putih melambangkan tingkat marga. Bangunan ini memiliki ornamen lambang burung garuda yang dipercaya sebagai lambang kendaraan Dewa Wisnu. Kini, lambang tersebut digunakan sebagai tempat duduk pengantin saat acara pesta pernikahan suku Lampung.

2. Nuwo Balak

Rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku atau penyimbang adat. Berbentuk besar dengan ukuran 30 x 15 meter dan dilengkapi beranda untuk bersantai. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan Ladies, yaitu dua buah ruang pertemuan, satu ruang keluarga, dan delapan kamar.

3. Nuwo Lunik

Kebalikan dari Nuwo Balak, Nuwo Lunik berarti rumah kecil yang berfungsi sebagai hunian untuk masyarakat biasa. Rumah ini tidak memiliki beranda dan hanya memiliki beberapa kamar tidur bahkan dapurnya menjadi satu dengan bangunan utama. Ciri khasnya adalah atapnya yang berbentuk seperti perahu terbalik atau limas.

Bagian dalam Nuwo Sesat

Filosofi Rumah Adat Lampung

Ladies, meskipun memiliki banyak jenis, namun ruangan pada bagian dalam Nuwo Sesat hampir sama loh! Umumnya bagian-bagian tersebut adalah:

  1. Anjungan atau Serambi: merupakan tempat untuk pertemuan kecil.
  2. Ruang Tetabuhan: ruangan untuk menyimpan alat musik khas Lampung.
  3. Pusiban: tempat untuk menyelenggarakan pertemuan atau musyawarah resmi.
  4. Ruang Gajah Merem: tempat tidur atau istirahat penyimbang adat.
  5. Kebik Tengah: tempat tidur untuk anak.
  6. Ijan Geladak: berupa tangga masuk yang dilengkapi atap.

Bagaimana Ladies, setelah mengetahui fakta dan nilai filosofis rumah adat Lampung, apakah tertarik menelusurinya lebih jauh? Jangan lupa berwisata ke Lampung ya!

Baca Juga:

Sangat Indah, Yuk Pergi ke 10 Tempat Wisata Religi

Mau Traveling? Inilah 10 Destinasi Wisata Indonesia Seindah Bali

Yuk Intip 9 Negara Islam yang Jadi Destinasi Wisata Terbaik Dunia